Semakin Anda memahami target market. Maka semakin tinggi ROI yang akan Anda dapatkan.
Begitupun sebaliknya, semakin C level gagal paham target marketnya, maka akan semakin besar biaya investasi untuk marketing namun semakin kecil keuntungan yang Anda dapatkan.
Bahkan menurut Clayton Christensen profesor di Harvard Business School mengatakan 30.000 produk baru yang diluncurkan setiap tahun, 95% di antaranya gagal.
Hal ini dilanjut oleh Svafa Grönfeldt dari MIT bahwa 92% startup gagal dalam tiga tahun pertama karena alasan yang sama, yaitu meluncurkan produk atau solusi yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasar.
Intinya, bisnis bisa gagal karena tidak relevan dengan target market. Produk yang dihasilkan tidak akan memiliki pasar yang jelas, dan ini menjadi penyebab utama kegagalan dari bisnis.
Target market adalah bagaimana cara bisnis baik B2B maupun B2C untuk fokus memasarkan produk kepada orang yang sesuai.
Baik yang sudah siap membeli maupun yang akan siap. Dalam istilah marketing disebut in market dan out market.
Target market itu adalah kelompok spesifik konsumen atau organisasi yang paling mungkin tertarik dengan produk atau jasa yang Anda tawarkan.
Sesuai dengan, Adobe yang mengatakan kalau target market adalah kelompok spesifik dari calon customer yang ingin dijangkau oleh sebuah bisnis dengan produk atau layanannya.
Nah, untuk mengetahui Target Market biasanya bisa dilihat beberapa faktor, seperti umur, jenis kelamin, pendapatan, lokasi, atau minat khusus.
Hal ini akan berbeda jika Anda melihat dalam konteks B2B. Target market B2B biasanya mencakup bisnis atau organisasi yang menjadi fokus utama dalam upaya marketing.
Semakin jelas Anda mendefinisikan target market Anda, semakin baik Anda dapat memahami bagaimana dan di mana menjangkau customer ideal Anda.
Ada sedikit catatan penting: meskipun fokus Anda adalah target market yang sudah didefinisikan, bukan berarti orang di luar target market itu nggak bisa jadi customer.
Orang-orang yang tidak termasuk dalam target pemasaran tetap bisa beli dari Anda.
Tapi, mereka bukan prioritas utama saat Anda menyusun strategi pemasaran.
Menyusun target market jangan menggunakan intuisi. Lakukan riset.
Jadi, tujuan menyusun target market itu apa?
Kenapa Anda harus melakukan riset, bukan hanya feeling?
Beberapa CEO B2B yang saya kenal, sangat percaya dengan feeling mereka saat berjualan, surprise perasaan mereka sering kali benar.
Iya, Anda sering kali benar. Namun yang membuat kaget, terkadang feeling Anda membatasi untuk peluang lain karena tidak melihat trend terbaru, atau karakter market yang berubah.
Menurut Think With Google, Bisnis yang sangat bergantung pada data memiliki kemungkinan tiga kali lebih besar untuk melihat peningkatan signifikan dalam pengambilan keputusan mereka.
Karena itu tujuan utama dari menyusun target market adalah untuk memastikan bahwa semua keputusan Anda data driven dan aktivitas marketing yang Anda lakukan benar-benar mencapai prospek yang paling berpotensi untuk tertarik dan membeli produk atau layanan Anda.
Untuk lebih memahami target market, bayangkan seperti ini:
Bayangkan, Anda sedang memasarkan gym yang baru launch. Ada dua skenario:
Mana yang lebih efektif dari Target Market tersebut?
Meskipun pesan pemasaran yang Anda sampaikan tentang gym Anda bisa saja sama, hasilnya akan sangat berbeda.
Di kantor pertama, Anda mungkin harus bekerja lebih keras untuk meyakinkan karyawan yang sebenarnya dari awal mereka tidak begitu peduli dengan gym.
Di kantor kedua, Anda bisa lebih cepat menarik minat mereka karena mereka sudah punya ketertarikan dan kebutuhan yang selaras dengan apa yang Anda tawarkan.
Dapat disimpulkan kalau dengan menyusun target market, Anda memastikan bahwa setiap anggaran yang dikeluarkan, waktu yang dihabiskan, dan tenaga yang dikerahkan semuanya digunakan untuk menjangkau orang-orang yang paling mungkin menjadi pelanggan.
Peter Drucker “The aim of marketing is to know and understand the customer so well the product or service fits him and sells itself and to make selling superfluous..”
Pahami TARGET ANDA, maka produk atau layanan Anda akan terasa sangat cocok bagi mereka, sehingga pemasaran akan terasa lebih natural dan lebih efektif.
Targeting yang tepat memastikan bahwa setiap uang, waktu, dan tenaga yang Anda gunakan untuk menjangkau orang-orang yang paling mungkin menjadi pelanggan, sehingga meningkatkan efisiensi dan ROI dari campaign marketing Anda.
Menargetkan audiens yang tepat meningkatkan kemungkinan konversi. Ketika pesan disesuaikan untuk audiens yang sudah tertarik, konversi akan lebih tinggi.
Sebagai contoh, di Orca Strategic, kami berhasil meningkatkan konversi melalui strategi SEO yang disesuaikan dengan target market salah satu partner kami.
Tren performa website terus menunjukkan peningkatan signifikan, di mana pada awalnya website hanya mendapatkan 13 klik dan 514 impresi, kini meningkat menjadi 185 klik dan 7.630 impresi.
Pada bulan September, website Pusat Service Macbook secara organik menempati posisi ke-2 di hasil pencarian Google untuk kata kunci "Service Macbook Denpasar" dan berhasil meraih posisi pertama di Google Maps secara organik.
Dengan strategy yang tepat, konten kami ooptimalkan untuk SEO berhasil menjangkau calon pelanggan yang benar-benar mencari solusi yang mereka butuhkan, sehingga setiap lead yang dihasilkan adalah prospek yang lebih berkualitas.
Apakah Anda dapat membayangkan berapa prospek yang datang hanya dengan Local SEO?
Jika Anda butuh bantuan untuk Local SEO dapat menghubungi Orca Strategic disini.
Menargetkan pasar yang relevan membantu menghemat biaya iklan, karena iklan yang ditampilkan kepada audiens yang tepat lebih efisien. Data-driven marketing memungkinkan perusahaan mengoptimalkan anggaran pemasaran dan meningkatkan ROI dengan memfokuskan sumber daya pada strategi yang tepat
Penargetan yang tepat tidak hanya meningkatkan konversi, tetapi juga menghasilkan audiens yang lebih loyal. Dengan memberikan konten yang relevan dan tepat sasaran, perusahaan dapat memperkuat hubungan jangka panjang dengan pelanggan, yang sangat penting dalam digital marketing B2B
.
Konten yang dipersonalisasi berdasarkan kebutuhan audiens dapat meningkatkan keterlibatan dan konversi. McKinsey Meskipun perusahaan hanya mengeluarkan investasi yang kecil untuk strategi pemasaran yang dipersonalisasi, hasilnya dapat meningkatkan kepuasan pelanggan hingga 20%. Selain itu, konversi penjualan bisa meningkat antara 10 hingga 15%.
Dalam mendukung partner kami melalui dengan google ads, Orca Strategic secara berkala menerapkan berbagai perubahan yang signifikan untuk menghasilkan dampak bagi partner.
Berikut adalah beberapa contoh Orca Strategic terus melakukan optimasi untuk iklan google ads, agar semakin sesuai dengan target market partner kami.
Jadi, menyusun target market adalah tentang memastikan bahwa setiap langkah pemasaran yang Anda ambil diarahkan ke orang-orang yang benar-benar berpotensi untuk tertarik.
Hasilnya, Anda mendapatkan pelanggan yang lebih berkualitas dan lebih mungkin bertahan dalam jangka panjang.
Nah, sekarang Anda sudah memahami konsep dari Target market.
Lalu bagaimana cara menentukan target market?
Secara teori target market B2B dan B2C sama saja tapi implementasinya berbeda.
Apa yang membedakan?
Menurut John Dawes dari Ehrenberg-Bass Institute 95% pembeli B2B tidak sedang mencari barang atau jasa tertentu pada satu waktu.
Perusahaan-perusahaan hanya mengganti penyedia layanan seperti perbankan, hukum, atau perangkat lunak setiap lima tahun sekali, sehingga hanya 5% bisnis yang benar-benar berada di pasar untuk layanan tersebut dalam periode satu kuartal.
Maksudnya apa?
Dari data ini disebutkan kalau iklan B2B tidak bekerja secara langsung untuk mendorong penjualan, membuat prospek kenal dengan bisnis Anda.
Dengan kata lain, marketing jangka panjang untuk membangun brand awareness lebih efektif daripada mengharapkan hasil instan.
Ketika perusahaan akhirnya mencari layanan atau produk baru, mereka cenderung memilih merek yang sudah familiar dan sering mereka lihat sebelumnya. Oleh karena itu, penting untuk memprioritaskan investasi dalam pembangunan merek daripada hanya berfokus pada kampanye pemasaran jangka pendek.
Karena itu menyebabkan proses pembelian di B2B atau business to business lebih panjang.
Coba take a break dan lihat lebih jauh apa yang produk atau service Anda bisa tawarkan? Identifikasi manfaat produk atau service Anda, fitur, serta value yang dipegang.
Dalam konteks B2B, coba pikirkan tentang bagaimana produk atau layanan Anda dapat memenuhi kebutuhan spesifik bisnis, bukan individu. Fokus pada manfaat seperti efisiensi operasional, peningkatan produktivitas, pengurangan biaya, atau keunggulan kompetitif yang dapat ditawarkan kepada organisasi lain.
Sekarang tentukan siapa yang paling potensial membeli produk atau service Anda.
Tentukan umur, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan, dan lain-lain dari target market Anda.
Dalam konteks B2B, demografi bisa meliputi ukuran perusahaan, industri, lokasi geografis, dan tahun berdirinya. Jenis kelamin dan umur mungkin kurang relevan, kecuali jika produk atau layanan Anda spesifik untuk industri tertentu yang
memiliki demografi khusus. Fokus pada karakteristik perusahaan yang akan menjadi pelanggan ideal Anda.
Jangan hanya demografis, pikirkan juga tentang psikografis mereka.
Gaya hidup, nilai yang mereka pegang, minat, hingga kebiasaan mereka saat membeli produk atau service.
Dalam konteks B2B, Pikirkan tentang budaya perusahaan, nilai-nilai bisnis, dan prioritas strategis mereka. Ini bisa termasuk keberlanjutan, inovasi, atau keamanan data. Juga pertimbangkan proses pengambilan keputusan dalam perusahaan dan siapa pengambil keputusan kunci.
Lihat siapa yang menjadi target market kompetitor Anda. Baik yang direct maupun indirect. Pahami bagaimana cara mereka memasarkan produknya selama ini.
Hal ini berguna karena selain membaca pola yang sudah berhasil, Anda dapat menemukan cara pendekatan yang berbeda dari kompetitor Anda.
Dalam konteks B2B, Fokuskan pada bagaimana kompetitor Anda menargetkan dan melayani perusahaan lain. Perhatikan juga bagaimana mereka berkomunikasi nilai dan manfaat produk atau layanan mereka kepada bisnis lain.
Lakukan survei atau focus group untuk menguji asumsi Anda tentang target market.
Saat bekerja sama dengan partner, Orca Startegic selalu mewawancarai orang yang sudah pernah membeli produk Anda.
Sehingga semua hipotesa dan asumsi tadi bisa langsung divalidasi.
Dalam konteks B2B, Melakukan wawancara atau survei dengan klien B2B saat ini dan potensial. Fokuskan pada pemahaman kebutuhan mereka, tantangan yang dihadapi, dan bagaimana produk atau layanan Anda bisa membantu.
Proses pembelian B2B sering melibatkan lebih dari satu orang atau departemen. Pahami rantai pengambilan keputusan dan bagaimana produk atau layanan Anda bisa memenuhi kebutuhan berbagai stakeholder.
Mengidentifikasi target market dimulai dari memahami karakteristik bisnis yang ingin Anda targetkan. Ini bisa termasuk skala perusahaan (besar, menengah, kecil), sektor industri (teknologi, kesehatan, ritel), atau lokasi geografis (perkotaan vs pedesaan).
Dalam B2B, penting untuk mengenali siapa pengambil keputusan di perusahaan target. Biasanya, mereka adalah eksekutif di level C (CEO, CMO), manajer, atau pemilik bisnis. Memahami bagaimana mereka membuat keputusan akan membantu Anda menyusun pendekatan yang lebih tepat.
Anda dapat membaca lebih lanjut tentang Influencer Sphere di Bisnis B2B
Setiap perusahaan memiliki tantangan dan kebutuhan spesifik. Menyesuaikan produk dan layanan Anda untuk menjawab tantangan ini akan membuat pemasaran Anda lebih efektif. Misalnya, perusahaan teknologi mungkin mencari solusi untuk otomatisasi, sedangkan perusahaan logistik mungkin mencari efisiensi operasional.
Target market adalah kelompok yang lebih luas yang memiliki potensi untuk tertarik dengan produk atau layanan Anda. Sementara target audience adalah kelompok spesifik yang ingin Anda jangkau dalam kampanye pemasaran tertentu. Misalnya, target market mungkin mencakup seluruh perusahaan di industri ritel, tetapi target audience bisa jadi hanya para manajer pemasaran di perusahaan tersebut untuk kampanye iklan tertentu.
Dalam B2B, target market mencakup semua perusahaan atau organisasi yang bisa menjadi pelanggan potensial. Ini bisa sangat luas tergantung pada segmen industri yang Anda sasar.
Target audience adalah subkelompok dari target market, biasanya lebih fokus pada orang-orang yang terlibat langsung dalam pengambilan keputusan atau pembelian.
Dengan memahami target market, Anda bisa mempermudah dalam mengambil tindakan yang tepat untuk menjangkau dan berkomunikasi dengan mereka secara efektif. Ini akan membantu meningkatkan kesuksesan pemasaran dan pertumbuhan bisnis Anda.
Jika Anda bingung tentang menentukan target market maka dapat berkonsultasi sekarang dengan Orca Strategic.