Jobs to be done: Cara Mudah Meningkatkan Kepuasan Pelanggan

Jobs to be done adalah sebuah framework untuk menemukan apa saja hal yang dibutuhkan oleh customer Anda. Dengan cara dibagi setiap kategori, masing-masing kategori customer akan didefinisikan secara berbeda, sehingga mempermudah Anda sebagai CEO B2B untuk melihat customer mapping untuk memprediksi inovasi produk.

Terlalu panjang ya? Sederhananya ini adalah cara untuk menemukan alasan inti customer menggunakan produk Anda dan cara CEO B2B untuk menemukan hal yang harus diperbaiki dari produknya.

In Clayton Christensen’s latest book, Competing Against Luck, he says:

“Innovation becomes much more predictable — and far more profitable — when it begins with a deep understanding of the job the customer is trying to get done.”

Apa itu Jobs to be done?

Pengertian jobs to be done sendiri (JTBD) adalah pemikiran bahwa pelanggan tidak membeli produk secara cuma-cuma. Alasan mereka membeli produk adalah untuk membantu mereka menyelesaikan pekerjaannya.

Dengan mengerti Jobs to be done, maka Anda akan menemukan cara berpikir yang berebda tentang produk Anda selain membantu mengembangkan produk juga memasarkan produk dengan cara yang lebih tepat.

Tepat dalam hal ini apa? Sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Clayton Christensen says, “People buy products and services to get a job done” (The Innovator's Dilemma – Harvard Business Review Press

Theodore Levitt salah satu Profesor Marketing di Harvard Business School, pernah berkata “Orang tidak mau membeli bor berukuran seperempat inci. Mereka menginginkan lubang seperempat inci!" sumber disini.

Statement yang sangat menarik. Terkadang, CEO B2B terlalu fokus pada alat sehingga terus meningkatkan fitur, tapi customer fokus pada hasil atau benefit.

Apa yang membedakan fitur dan benefit? Mengutip Strategiccontent fitur adalah fungsi atau layanan tentang produk, sedangkan benefit adalah apa yang mereka dapatkan dari fitur tersebut.

Dengan mengerti tentang jobs to be done, Anda dapat mengembangkan produk yang fokus meningkatkan benefit dari customer.

Sebagai contoh bor berukuran ¼ inch tadi karena kita sudah paham kalau customer membeli bor untuk membuat lubang

Sehinga Anda tidak perlu melakukan inovasi aneh-aneh seperti bor yang memiliki desain fancy atau teknologi hightech seperti bisa connect bluetooth.

Anda cukup membuat bor yang memiliki desain Ergonomic, sehingga lebih nyaman dan tentunya aman saat Customer membuat lubang.

Manfaat memahami Jobs to be done.

Anda sudah mengerti tentang jobs to be done, sekarang saya akan elaborate lebih jauh tentang apa saja yang akan anda dapatkan jika memahami jobs to be done khususnya untuk sustainable business.

  1. Meningkatkan Fokus pada Pelanggan: JTBD membantu bisnis fokus pada apa yang sebenarnya diinginkan dan dibutuhkan oleh pelanggan, bukan sekedar pada produk atau fiturnya.

  1. Inovasi yang Berorientasi Solusi: Dengan memahami JTBD, perusahaan bisa mengembangkan inovasi yang lebih berorientasi pada solusi konkret untuk masalah spesifik pelanggan, bukan inovasi teknologi semata.

  1. Pengembangan Produk yang Lebih Tepat Sasaran: Mengetahui "job" yang harus dilakukan memungkinkan bisnis untuk merancang dan mengembangkan produk yang lebih sesuai dengan kebutuhan nyata pelanggan.

  1. Meningkatkan Value Proposition: Memahami JTBD memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan proposisi nilai mereka, membuat mereka lebih menarik bagi pelanggan potensial.

  1. Peningkatan Retensi Pelanggan: Produk atau layanan yang dirancang untuk memenuhi JTBD dengan efektif cenderung meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan, karena mereka merasa kebutuhan mereka benar-benar dipahami dan dipenuhi.

  1. Market Positioning yang Lebih Kuat: Dengan fokus pada JTBD, perusahaan bisa menemukan niche pasar yang belum terlayani dengan baik, memberikan mereka keuntungan kompetitif.

  1. Efisiensi Pengembangan Produk: Memahami JTBD dapat membantu perusahaan menghindari pemborosan sumber daya pada fitur yang tidak diinginkan atau tidak perlu, sehingga membuat proses pengembangan lebih efisien.

  1. Komunikasi Pemasaran yang Lebih Efektif: Ketika bisnis mengerti JTBD pelanggan mereka, mereka bisa merancang pesan pemasaran yang resonates well, karena langsung berbicara kepada kebutuhan atau masalah yang ingin dipecahkan oleh pelanggan.

  1. Strategi Harga yang Lebih Dinamis: Dengan memahami nilai sebenarnya yang dibawa produk atau layanan kepada pelanggan, perusahaan bisa merancang strategi harga yang mencerminkan nilai tersebut, potensial meningkatkan margin atau pangsa pasar.

  1. Pendekatan yang Lebih Holistik dalam Inovasi: JTBD mendorong perusahaan untuk melihat inovasi secara holistik, mempertimbangkan semua aspek pengalaman pelanggan, dari awal munculnya kebutuhan hingga "job" tersebut berhasil "diselesaikan".

Implementasi Jobs to be done

Untuk menerapkan framework Jobs to be done Anda harus melakukan beberapa hal yang spesifik:

Dari mulai dari:

  1. Kenapa seseorang mau melakukan suatu hal?
  2. Kenapa mereka butuh sesuatu? 
  3. Kenapa mereka akhirnya membeli sesuatu?
  4. Kenapa masalah ini penting untuk mereka selesaikan?


Setelah mengetahui itu semua baru Anda bisa menyusun langkah untuk membantu calon customer lewat bisnis.

“Tapi, saya belum paham dengan hal ini”

Oke, tidak apa-apa saya akan mulai dengan sebuah cerita McDonald’s dan milkshake.

McDonald's menginginkan inovasi dalam produk milkshake mereka, tentu mereka memiliki banyak sekali data dan profil pelanggan. 

Intinya mereka menggunakan cara lama namun mereka tidak melihat peningkatan dalam pendapatan atau laba.

Profesor Christensen dan timnya akhirnya mencoba pendekatan berbeda. 

Mereka ingin memahami ‘apa yang menyebabkan seseorang membeli milkshake?’

Akhirnya, untuk riset mereka mendatangi satu restoran McD dan mendapat fakta setengah dari milkshake telah terjual sebelum jam 8:30 pagi dan customer tidak makan di tempat.

Mereka membeli milkshake pagi sebelum jam 8:30 lalu pergi keluar restoran.

Interesting? 

Profesor melakukan wawancara langsung ke customer dan bertanya ‘Kenapa mereka akhirnya membeli milkshake?’ atau dalam konteks ini ‘apa sih job to be done yang milkshake selesaikan?

Ternyata mereka membeli milkshake karena sebelumnya sudah mengalami masalah.

  1. Mereka beli donat tapi kering dan gak ada rasa, jadi harus diolesin krim keju. Padahal dalam kondisi sedang menyetir di pagi hari.
  2. Ada yang beli pisang tapi cepat lapar lagi.
  3. Ada yang pernah beli snickers tapi setelah itu merasa kurang enak.

Sampai akhirnya mereka pergi ke McDonald’s mencoba milkshake, mudah disimpan di mobil dan ketika mereka minum untuk sarapan di mobil, ketika jam 10 mereka masih kenyang.

Kesimpulannya adalah Job to be done milkshake adalah orang yang sedang dalam perjalanan panjang buat kerja dan butuh sesuatu agar tidak lapar.

Clay Christensen: The Jobs to be Done Theory

Hal yang tidak akan Anda dapatkan jika hanya menggunakan data konvensional.

Sumber gambar: JBTD.info

Contoh Jobs to be done

Saya akan memberikan contoh sederhana Jobs to be done dalam konteks Orca Strategic sendiri. Karena Orca Strategic adalah agency yang membantu banyak bisnis B2B, sehingga sedikit banyak akan relevan dengan pada CEO B2B seperti Anda.

Kenapa CEO B2B mau melakukan suatu hal?

Dalam konteks JTBD, ini berkaitan dengan motivasi intrinsik atau ekstrinsik yang mendorong seseorang untuk mencari solusi. 

Dari pengalaman kami meringkas 2 motivasi CEO B2B 

  1. Mereka yang ingin mencari profit cepat dengan digital marketing
  2. Mereka yang ingin memiliki susitainable business, sehingga CEO B2B bukan cuma butuh meningkatkan marketing tetapi juga branding dan sales. Agar perusahaannya dikenal di pasar, pada akhirnya meningkatkan kepercayaan dari ideal customer dan juga dapat menjalin bisnis jangka panjang.

Intinya kedua hal tersebut adalah why atau alasan mereka bekerja sama dengan agency B2B seperti Orca Strategic.

Kenapa mereka butuh sesuatu?

Kebutuhan ini seringkali muncul dari masalah nyata yang mereka hadapi dalam operasional sehari-hari atau dalam strategi jangka panjang mereka. 

Dalam pengalaman kami, mereka yang butuh bekerja sama dengan Agency B2B seperti Orca Strategic adalah mereka butuh strategi marketing yang efisien, efektif, dan proven.

Tapi, ada juga CEO B2B yang ingin bisnisnya lebih luas dari pada sekedar mendapatkan banyak leads lewat digital marketing.

Mereka adalah tipe kedua: CEO B2B yang ingin bisnisnya terus bertumbuh dan mengambil persentase lebih besar di market share. Jadi bukan sekedar meningkatkan penjualan jangka pendek (tentu ini juga dibutuhkan) tapi bisnis yang sustain dalam jangka panjang.

Kenapa mereka akhirnya membeli sesuatu?

Keputusan pembelian biasanya didorong oleh keyakinan bahwa produk atau layanan yang ditawarkan akan secara efektif "menyelesaikan" job atau masalah yang mereka hadapi.

Dalam konteks Orca Strategic, CEO B2B mungkin memutuskan untuk bekerja sama karena yakin bahwa Orca Strategic dapat membantu mereka mencapai tujuan mereka. 

Bagaimana caranya? Orca Strategic menggunakan 2 pendekatan berbeda

  1. Untuk CEO yang hanya ingin marketing dan bekerja sama dalam jangka pendek, Orca Strategic menggunakan pendekatan leads generation
  2. Untuk CEO yang ingin memperbaiki branding, marketing, hingga sales atau jangka panjang, Orca Strategic menggunakan pendekatan growth marketing

Tentu pendekatan saja tidak cukup, CEO B2B akan melihat testimoni, bahkan banyak yang tertarik hanya karena membaca konten kami yang memang di-design sesuai kebutuhan CEO B2B, setidaknya membuat mereka yakin 

Kalau Orca Strategic bisa membuat konten untuk audiensnya yaitu CEO B2B.

Maka, Orca Strategic juga bisa membuat konten untuk audiens kami (CEO B2).

Kenapa masalah ini penting untuk mereka selesaikan?

Masalah ini penting untuk diselesaikan karena secara langsung berpengaruh terhadap kesuksesan dan kelangsungan bisnis mereka. 

Dalam dunia B2B, di mana siklus penjualan bisa panjang dan kompleks, membangun brand yang kuat dan strategi marketing yang efektif bisa menjadi pembeda antara perusahaan yang berkembang dan yang stagnan. CEO mengerti bahwa investasi dalam branding dan marketing bukan hanya tentang penjualan jangka pendek, tapi juga tentang membangun aset jangka panjang yang akan terus memberikan nilai bagi perusahaan.

Kesimpulan

Memahami dan menerapkan konsep JTBD membantu Orca Strategic tidak hanya dalam menyediakan solusi yang tepat tapi juga dalam membangun hubungan yang lebih dalam dan berkelanjutan dengan klien mereka, karena mereka terlihat sebagai partner strategis yang paham akan "kerja" yang harus dilakukan oleh bisnis klien mereka untuk berhasil.

Jika kalian ingin bekerja sama dengan Orca Strategic dapat menghubungi kami disini

Read next

Recommended read

Newsletter

Join our mailing list to receive the latest news and updates

Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.